Jumat, 08 Januari 2010

etika media massa vs hukum positif?

WELCOME BACK!! AFTER MY PREVIOUS BLOG, WHICH IS SO ALAY AND NEVER BEEN TOUCHED. ;p

Barusan saya kepikiran tugas akhir Etika Komunikasi, dimana dosennya ngasi pertanyaan tentang etika media massa vs hukum positif. *sigh*

Bingung! Belum pernah kepikiran etika media massa yang melanggar hukum positif si. Tepatnya, saya belum menemukan contohnya. Selama ini yang saya temukan adalah efek buruk media massa walaupun tidak melanggar etika media massa. Selama ini yang ada di pikiran kebanyakan orang adalah etika teknik. Dimana akurasi, keberimbangan dan fairness dipersoalkan. Efek dari apa yang telah ditimbulkan oleh media massa tidak pernah menjamahi pikiran kita.

Sri Rumiyati alias Yati (48), mengaku memotong-motong tubuh suaminya karena terinspirasi Ryan, pelaku mutilasi di Depok dan juga pelaku pembunuhan berantai di Jombang, Jawa Timur. Yati melakukan semua itu dengan sadar. ”Saya bingung mau diapain ya? Akhirnya saya potong-potong saja,” ujar Yati seusai menjalani pemeriksaan kejiwaan di Polda Metro Jaya, Rabu (29/10) petang. Yati mengaku ia memotong-motong tubuh suaminya karena mengikuti cara Ryan ketika menghabisi korbannya yang terakhir yakni Heri Santoso. Yati tahu aksi Ryan tersebut dari berita-berita di media massa.(Warta Kota, 30/10/08)

MIRIS!! Siapa yang patut disalahkan? Media?Tidak sepenuhnya salah, toh informasi yang didapat media mengenai Ryan sang jagal benar, tidak mengada*. Itu artinya, point akurasi tidak perlu dipermasalahkan. Efek!! Sekali lagi efek!!

Mari kita tinggalkan efek media massa vs etika media massa. Kembali ke etika media massa vs hukum positif. Ketika ada etika media massa yang melanggar hukum positif manakah yang harus dikedepakan ? Jelas hukum positif, hukum yang sedang berlaku. Prinsipnya etika adalah suatu ilmu yang membahas baik buruknya perbuatan manusia,pengertian luasnya etika adalah sesuatu yang bisa dignakan manusia sebagai acuan baik buruknya perbuatan manusia. Beda halnya dengan, hukum membahas benar atau salahnya perbuatan manusia. Seperti yang kita tahu, bahwa yang benar belum tentu baik. Jadi, apabila suatu etika media massa melanggar hukum positif mana yang harus didahulukan? Berikan contohnya!!