Kamis, 30 Juni 2011

Pacitan Menyenangkan :D

Pacitan, city of 1001 caves. A couple days ago, me, mino, litot, ody, ms nopal, and cebong went there. Cs i felt jealous to my friends whose their photos came up on FB when they were at Pacitan. Firstly, we had a plan to go to Klayar Beach, this beach is known as the most beautiful beach in southest beaches. But, a lot of beautiful tourism objects tease us *yes, we are easily-tease-girl*

June 21st; 20:00 WIB
we arrived at Pacitan after had 4 hours long long way. We went to Masjid Agung first, to sholat and wash our face *none of us took a bath*. Masjid Agung lies at east of Alun*Pacitan. After we felt fresh, *we didnt push F5* we went to Alun* Pacitan. In there, you can taste of Jadah Bakar Khas Pacitan. It has different taste w/ jadah jogja, cs it has a compliment food:tahu bakar. And also they *seller* serve a sugar to be added on Jadah. Not only Jadah Bakar, Alun* Pacitan has Nasi Pecel khas Alun*. You just need to pay Rp 3.500 for this healthy food :D
Felt tired, we looked for a motel. We saw Hotel Pacitan in front of Alun*. When we asked for the price, the receptionist gave us look for the requirements. It written there : EXCEPT HUSBAND AND WIFE, ITS PROHIBITED TO SLEEP IN ONE ROOM!
glek. we really didnt take the room. No no no, we didnt take a room because of that requirement. The only left room is Rp 125.00 priced room. About 500m from that motel, we found Hotel Remaja *in english teen hotel :p*. Only Rp 45.000 you get 2 large beds and indoor bathroom. Take it, for sure :D


menikmati jadah bakar di alun*


di depan hotel remaja

June 22nd
yeaay. we planned to visit teleng ria beach, goa gong, and klayar beach. we went to teleng ria first. like a common beach, u can see beach and waves. OF CRSE!! But, there are taman anggrek and also pacuan kuda. and for you who want to practise surfing, you can practise in here cs the wave is suitable for surfing. you can taste nasi tiwul there. its specialty of teleng ria.







2nd destination: goa gong!
it needs about 150m to reach the cave. . fiuhhh. and when you enter this cave you need to becareful if you dont want to be slipped away. why this cave is known as Gong cave? bcs in there, there are stalagtit whose has a sound like GOOOOONG if u hit it.




the last destination.hheheh: KLAYAR BEACH!!
okeee. final destination and the most wanted visited destination. i cant say a lot. u just see my picture :p
you shd be careful w/ suling samudra. it has killed many ppl
IT WAS SO FUUUUUN


berasa di holland kan ? :p









BIG THANKS TO:
  • MAMA PAPA LITOT ATAS MOBIL DAN CEMILANYA
  • MS NOPAL SELAKU DRIVER
  • KOH CEBONG SELAKU CO PILOT
  • ABIL DAN CINDEL YANG TIDAK IKUT tapi selalu mendoakan :p

Selasa, 21 Juni 2011

kenapa aku harus takut kehilanganmu?
kebahagiaanku. aku yang menentukan
kebahagiaanku. ada di aku. bukan di kamu. dia. atau mereka

Senin, 20 Juni 2011

HBD :D

gak tau kenapa malam itu aku tidur cepet. tumben syekaliii deyh
terus kebangun gara* ada panggilan masuk
nama dia tertera di layar HP

"halo..aku di gerbang.keluar ya.." "apa sih.malem* gini"
mengingat jarak rumah saya dan dia sekitar 17km --"

jam menunjukkan 23.59
there he was
brought a bunch of roses :D
"Happy Bitrhday" katanya
asiiik.hha
aku suka banged sama bunga
dia yang "ngajarain" aku buat suka sama bunga
dulu...awal* pacaran, dia suka kasih aku surprise dengan sihir bunganya
jadi misal 3bulanan. dia datang ke rumah bawain bunga mawar 3, setahun ya dia bawain 12 bunga
dan malam itu..karena umurku 20. ya dia bawain 20 :D ILOVE ROSES

kado...jadi dalam tradisi kami....
he let me choose my gift for my birthday
ini ulang tahunku keempat sama dia
baru sekali dia kasih aku kado pas ultah. itupun boneka babi supergede buanggget.
lainya?aku yang milih..
kata dia "kan lebih enak milih sendiri.lebih pas"
jadilah..hari itu.aku sibuk milih kado buatku sendiri.hha.aneh
tarrrraaaa
terpilihlah
sebuah sepatu DATE!!! lovethisshoesdamnmuch
masih terasa kuraaaaang.aku menambahkan jam tangan dalam list kado ulangtahun ku



"jangan beli wedges lagi, udah banyak wedgesmu. nanti mosok jurnalis pake wedges di lapangan" katanya







AH.ITU KAN CUMA KENANGAN

GOT A HOLE IN HERE...


SAKIT HATI TU GINI
GA ADA MEMAR
GA ADA SAYATAN
BAHKAN DARAH
TAPI...
COBA DEH
TARIK NAFAS PANJAAAANG BANGED
KRASA KAN?
NONJOKNYA PAS BANGED!!

WATCH IT!! SONOFBTCH!!!!


One day you will realize I truly cared for you.
I can promise you, you’re going to miss me being there, putting up with you and refusing to give up on you.

You’re going to regret everything you’ve done to me, including all the damage you caused.
Someday, you’ll turn back and I won’t be waiting for you any longer.

I might of been worthless to you, but you’ll miss me, when I become priceless to another
.

.

aku menyebutnya kecewa
saat harapanku berada jauh dengan kenyataan
atau lebih tepatnya ku sebut menyerah
ketika aku siap membawa langkahku perlahan menjauh dari gapaianmu

Kamis, 16 Juni 2011

Rasanya Tu kayak..gini...


rasane ki koyo mancing
tapi ra entuk - entuk
akhire pancinge digletake nyambi santai le nunggu
tapi tiba* iwake njedul neh
njaluk dipancing
faaaaaakkkkkk!!!!

Selasa, 07 Juni 2011

Yeah. Im on It. HELL!!!


Maybe I’m over you, or maybe I’m just a really good actress.
I can pretend, didn’t you know?
All you know is that if I looked and if I said that I’m fine, it really means I’m okay.
Are you that noob?
Are you that stupid for believing what I said?

Jumat, 03 Juni 2011

TARING PADI "small but itchy"

Malam itu kami mengendarai sepeda motor masing – masing menjelajahi gunung sempu. Semakin dalam kita memasuki area sempu, semakin tajam udara dingin menusuk tulang kami. Setelah cukup lama, lalu kita disambut oleh sebuah rumah yang dengan gagahnya menjulang tinggi. Disanalah mereka, TARING PADI. Rumah yang menjulang tinggi itu tidak seperti rumah kebanyakan, borjuis, dan terlihat modern. Banyak barang – barang seni digeletakkan disana, poster, lukisan, dan beberapa ukiran kayu. 1 gambaran baru terlahir dari olah visual kami : ohhh,rumahnya seniman.

Ucup, Buyung, Bongki, Dina, dan....yah belasan orang lagi yang tak kuingat namanya. Dari obrolan mereka, kutahu bahwa ada beberapa yang baru pulang dari Porong, peringatan 5th bencana lumpur Lapindo. Disanalah kami, mengobrol, bercengkerama, dengan Taring Padi. Beruntungnya kami, hari itu adalah hari Senin, hari dimana anggota Taring Padi berkumpul. Mereka dapat dikatakan bukan guesthouse yang baik, sikapnya kurang hangat ketika menyambut tamu. Sorot matanya cenderung terkesan cuek dengan hadirnya tamu. Meski begitu, mereka tetap menghargai ketika kami berbicara.

Taring padi, wadah seniman yang terlahir dari era reformasi dengan misi peduli pada kehidupan sosial. Small But Itchy, Kata Ucup ketika ditanya filosofi mengenai arti nama mereka. Mereka menginkan komunitas kecil mereka dapat membuat “gatal” siapapun yang tersentuh dengan karya seni mereka.

Mengaku bertujuan membantu kaum yang termarginalkan, karya – karya yang ditelurkan lebih banyak mengkritisi pemerintah. Poster – poster bertuliskan “Suara Kami Tak Bisa Dibeli”, “Memilih atau Tidak adalah Pilihan” hingga “Tampang Sih Oke, Kerja Masak Gitu” terpampang rapi di dinding ruang kerja karya mereka. Beberapa poster mereka kerap muncul di permukaan dengan issue terbaru. Tidak hanya visual art, mereka memiliki “Dendang Kampung”. Dengan lirik yang nakal dan sedikit menyentil pemerintah mereka memainkan nada – nada khas mereka, nada – nada minor dan marginal.

Kepedulian mereka terhadap kehidupan sosial sangat tinggi. Setiap tahunya mereka mengadakan peringatan bencana lumpur Lapindo di Porong. Trauma Healing adalah kegiatan andalan mereka. “Kita ajarin mereka bikin puisi, lirik lagu, nanti pas weekend ada pementasan seni dari kita” begitu tutur Dina, dengan sesekali mengepulkan asap rokoknya ke atas.

Perjuangan mereka untuk tetap berdiri sejak 1998 hingga hari ini dibilang tidak mudah. Dari dicibir Ormas hingga pemerintah pernah mereka lakoni. Bahkan salah satu anggota pernah diculik untuk kemudian diambil ginjalnya oleh salah satu ormas. Dianggap komunis hingga dikira aliran kiri menghiasi perjalanan Taring Padi. “Suara – suara seperti itu sering banged hinggap di telinga kami, tapi masa bodoh” tutur Ucup dengan sorotan mata yang sangat tegas. Beda halnya dengan dicibir, mereka pernah dihatapkani oleh salah satu organisasi politik sebagai “kendaraanya”. Namun merekalah Taring Padi, bukan milik siapa – siapa terkecuali masyarakat minor dan marginal.

Malam sudah semakin larut, gorengan yang dihidangkan sudah dingin terselimuti udara malam. Sadar mereka akan mengadakan sebuah rapat, kami segera pamit. Mengingat juga jauhnya gunung sempu dari peradaban. Kami dioleh – olehi “Terompet Rakyat”. Sebuah majalah komunitas mereka yang berisi suara rakyat. Lukisan, mural, puisi, hingga liirk lagu karya mereka. Sekali, 2 kali jepretan foto bersama menandakan akhirnya pertemuan kami dengan Taring Padi.